Minggu, 26 Mei 2013

Kumpulan Dongeng dan Cerita Rakyat Nusantara Terbaik


Untuk anda yang sedang mencari cerita rakyat atau dongeng terbaik, mungkin disinilah tempatnya, kumpulan-kumpulan cerita legenda dari berbagai daerah telah kami susun disini untuk kalian semua. Apabila kalian mempunyai tugas untuk membuat cerita rakyat disekolah, ini juga bisa membantu kalian untuk mengerjakannya, dongeng ini juga disertai percakapan sehingga dalam membawakanya kalian bisa meng-ekspresikan cerita ini dengan gaya kalian masing-masing. Lihat juga Contoh Pelanggaran Ham di Indonesia.

Beberapa diantara cerita rakyat yang akan kami berikan adalah cerita mengenai kisah malin kundang, anak yang durhaka kepada ibu nya, ada juga cerita sangkuriang. Penasaran bagaimana ceritanya? Baiklah langsung saja kita bersama-sama Contoh Cerita Rakyat Terbaik selengkapnya dibawah ini :

Cerita Rakyat Legenda Malin Kundang


Dahulu di sebuah desa terpencil di pesisir pantai Sumatera Barat, hiduplah sebuah keluarga dengan kondisi ekonomi yang sangat memprihatinkan. Melihat keadaan keluarganya yang serba kekurangan, sang suami akhirnya memutuskan untuk merantau mencari rejeki di seberang dengan meninggalkan anak dan istrinya.

Keinginan sang suami tersebut sebenarnya ditolak oleh sang istri, namun karena melihat tekad suami yang kuat, akhirnya sang istri harus merelakan kepergian sang suami untuk merantau. Namun setelah kepergiannya tersebut, sang suami tak pernah kembali lagi.


Malin Kundang
Sang istri dan juga ibu dari anak laki-laki bernama Malin Kundang harus berperan sebagai ayah demi mencukupi kebutuhan sehari-hari dia dan anaknya. Malin sebenarnya anak yang rajin dan pintar namun sedikit nakal.

Malin sering mengejar-ngejar ayam dan memukulinya sampai ia terjatuh dan terluka di lengan, dan bekas luka itu tidak bisa hilang sampai kapanpun. Melihat ibunya yang selalu terlihat kelelahan dalam mencari nafkah, Malin merasa kasihan dan memutuskan untuk meminta ijin kepada sang ibu untuk mencari nafkah dengan merantau.

Keinginan Malin tersebut tidak dipenuhi oleh sang ibu mengingat suaminya dulu pergi tak kembali. Namun karena Malin bersikeras akhirnya sang ibu merestui Malin untuk pergi merantau.

Malin pun pergi merantau dengan menaiki sebuah kapal. Di tengah laut kapal tersebut di rampok oleh klompotan bajak laut dan semua awak kapal tersebut dibunuh, namun beruntung Malin dapat menyelamatkan diri dengan bersembunyi di suatu ruangan yang tidak diketahui oleh para bajak laut.

Setelah para bajak laut meninggalkan kapal tersebut, Malin pun terombang-ambing di tengah laut dan akhirnya terdampar di sebuah desa yang sangat subur. Di desa itu Malin bekerja keras dan akhirnya menjadi orang kaya dan menikah dengan gadis cantik desa tersebut.

Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya pergi berlayar beserta anak buahnya. Di sisi lain, sang ibu yang ditinggalkan Malin sangat rindu dan ingin bertemu dengan anaknya tersebut. Akhirnya kapal Malin bersandar di sebuah dermaga.

Melihat ada kapal yang sedang bersandar, ibu Malin mendekat dan melihat sosok Malin yang ia kenali karena adanya luka di lengan lelaki tersebut. Sang ibu pun berkata kepada Malin : "Malin Kundang anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?" katanya sambil memeluk Malin.

Malin Kundang marah meskipun dia tahu kalau wanita tua itu adalah ibunya karena dia malu kalau diketahui oleh istri dan anak buahnya kalau memiliki seorang ibu yang miskin. Mendapat perlakuan kasar tersebut, sang ibu sangat marah.

Malin Kundang pun meninggalkan ibunya dan kembali berlayar. Tak seberapa lama terjadilah badai dahsyat yang menghancurkan kapal Malin Kundang. Di waktu yang sama, ibu Malin Kundang berkata seraya berdoa : "Tuhan! Jika benar dia Malin anakku, kukutuk dia jadi batu!".

Tepat setelah doa yang terucap oleh bibir sang ibu, tubuh Malin mengeras dan menjadi batu berbentuk orang bersujud yang sampai saat ini batu tersebut masih dapat dilihat di Pantai Air Manis, di sebelah selatan Kota Padang, Sumatera Barat.

*Hikmah yang bisa diambil dari cerita Malin Kundang ini adalah bagaimanapun, apapun keadaan orangtua kita terutama ibu, beliaulah yang telah mengandung kita selama 9 bulan lebih dan membesarkan kita dengan segala pengorbanannya, sepatutnyalah kita membalas semua kebaikan beliau, meskipun semua apa yang kita miliki apabila kita berikan semua tak akan sebanding dengan pengorbanan yang dilakukannya.

Cerita Rakyat Legenda Gunung Tangkuban Perahu (Sangkuriang)


Pada jaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja yang bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu di dalam hutan. Setiap berburu, dia selalu ditemani oleh seekor anjing kesayangannya yang bernama Tumang. Tumang sebenarnya adalah titisan dewa, dan juga bapak kandung Sangkuriang, tetapi Sangkuriang tidak tahu hal itu dan ibunya memang sengaja merahasiakannya.


Pada suatu hari, seperti biasanya Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. Setelah sesampainya di hutan, Sangkuriang mulai mencari buruan. Dia melihat ada seekor burung yang sedang bertengger di dahan, lalu tanpa berpikir panjang Sangkuriang langsung menembaknya, dan tepat mengenai sasaran. Sangkuriang lalu memerintah Tumang untuk mengejar buruannya tadi, tetapi si Tumang diam saja dan tidak mau mengikuti perintah Sangkuriang. Karena sangat jengkel pada Tumang, maka Sangkuriang lalu mengusir Tumang dan tidak diijinkan pulang ke rumah bersamanya lagi.

Sesampainya di rumah, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Begitu mendengar cerita dari anaknya, Dayang Sumbi sangat marah. Diambilnya sendok nasi, dan dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Karena merasa kecewa dengan perlakuan ibunya, maka Sangkuriang memutuskan untuk pergi mengembara, dan meninggalkan rumahnya. 

Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya. Ia berdoa setiap hari, dan meminta agar suatu hari dapat bertemu dengan anaknya kembali. Karena kesungguhan dari doa Dayang Sumbi tersebut, maka Dewa memberinya sebuah hadiah berupa kecantikan abadi dan usia muda selamanya.

Setelah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang mengembara, akhirnya ia berniat untuk pulang ke kampung halamannya. Sesampainya di sana, dia sangat terkejut sekali, karena kampung halamannya sudah berubah total. Rasa senang Sangkuriang tersebut bertambah ketika saat di tengah jalan bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita, yang tidak lain adalah Dayang Sumbi. Karena terpesona dengan kecantikan wanita tersebut, maka Sangkuriang langsung melamarnya. Akhirnya lamaran Sangkuriang diterima oleh Dayang Sumbi, dan sepakat akan menikah di waktu dekat. Pada suatu hari, Sangkuriang meminta ijin calon istrinya untuk berburu di hu tan. Sebelum berangkat, ia meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan dan merapikan ikat kapalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, karena pada saat dia merapikan ikat kepala Sangkuriang, Ia melihat ada bekas luka. Bekas luka tersebut mirip dengan bekas luka anaknya. Setelah bertanya kepada Sangkuriang tentang penyebab lukanya itu, Dayang Sumbi bertambah tekejut, karena ternyata benar bahwa calon suaminya tersebut adalah anaknya sendiri.

Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak mungkin menikah dengan anaknya sendiri. Setelah Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi mencoba berbicara kepada Sangkuriang, supaya Sangkuriang membatalkan rencana pernikahan mereka. Permintaan Dayang Sumbi tersebut tidak disetujui Sangkuriang, dan hanya dianggap angin lalu saja.

Setiap hari Dayang Sumbi berpikir bagaimana cara agar pernikahan mereka tidak pernah terjadi. Setelah berpikir keras, akhirnya Dayang Sumbi menemukan cara terbaik. Dia mengajukan dua buah syarat kepada Sangkuriang. Apabila Sangkuriang dapat memenuhi kedua syarat tersebut, maka Dayang Sumbi mau dijadikan istri, tetapi sebaliknya jika gagal maka pernikahan itu akan dibatalkan. Syarat yang pertama Dayang Sumbi ingin supaya sungai Citarum dibendung. Dan yang kedua adalah, meminta Sangkuriang untuk membuat sampan yang sangat besar untuk menyeberang sungai. Kedua syarat itu harus diselesai sebelum fajar menyingsing.

Sangkuriang menyanggupi kedua permintaan Dayang Sumbi tersebut, dan berjanji akan menyelesaikannya sebelum fajar menyingsing. Dengan kesaktian yang dimilikinya, Sangkuriang lalu mengerahkan teman-temannya dari bangsa jin untuk membantu menyelesaikan tugasnya tersebut. Diam-diam, Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari Sangkuriang. Betapa terkejutnya dia, karena Sangkuriang hampir menyelesaiklan semua syarat yang diberikan Dayang Sumbi sebelum fajar.

Dayang Sumbi lalu meminta bantuan masyarakat sekitar untuk menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timur kota. Ketika melihat warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira kalau hari sudah menjelang pagi. Sangkuriang langsung menghentikan pekerjaannya dan merasa tidak dapat memenuhi syarat yang telah diajukan oleh Dayang Sumbi.

Dengan rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang lalu menjebol bendungan yang telah dibuatnya sendiri. Karena jebolnya bendungan itu, maka terjadilah banjir dan seluruh kota terendam air. Sangkuriang juga menendang sampan besar yang telah dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh tertelungkup, lalu menjadi sebuah gunung yang bernama Tangkuban Perahu.

Demikianlah tadi artikel mengenai Kumpulan Dongeng dan Cerita Rakyat Nusantara Terbaik yang dapat saya berikan kali ini. Semoga bermanfaat untuk sobat semua. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar